Kualitas Renovasi Stadion Bessai Berinta Dipertanyakan, Dewan Minta Perbaikan Sebelum Serah Terima

Pagar Stadion Bessai Berinta yang baru saja di renovasi namun menuai kritik.

BONTANG, JURNALTODAY.CO – Renovasi Stadion Bessai Berinta Lang-Lang kembali menuai perhatian serius. Pada Senin (6/1/2025), anggota Komisi B dan C DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap proyek senilai Rp 10,5 miliar ini dan menemukan sejumlah pekerjaan yang dinilai belum sempurna.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Bontang, Muhammad Sahib, menyebutkan bahwa kualitas cat bangunan, termasuk tiang pondasi monumen bola dan pagar stadion, tampak luntur dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

“Coba kita lihat catnya, kalau barang baru tidak seperti ini. Mungkin catnya tidak sesuai dengan spesifikasi pengerjaan yang ada,” ujarnya.

Sahib meminta Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disporapar-Ekraf) Bontang serta kontraktor pelaksana untuk segera membenahi kekurangan tersebut. Ia menegaskan bahwa proyek ini tidak boleh diserahterimakan sebelum seluruh pekerjaan rampung dengan hasil yang memuaskan.

“Jangan dulu diserahterimakan. Harus bagus, mohon ini segera dibenahi. Kita tahu ini menggunakan uang masyarakat, jadi hasilnya harus cantik. Karena ini ikon kota,” tegasnya.

Kepala Bidang Olahraga Disporapar-Ekraf Bontang, Andi Parenrengi, memastikan bahwa kontraktor akan memperbaiki temuan kekurangan tersebut. Ia menjelaskan bahwa cat pada monumen bola yang luntur disebabkan oleh rembesan air hujan, meskipun telah dilakukan pengecatan ulang setelah mendapat sorotan dari Ketua DPRD Bontang.

Bacaan Lainnya

“Apa yang ditemukan akan kami benahi. Kontraktor juga berkomitmen dan tidak lari dari tanggung jawab,” ujar Andi.

Direktur CV Ikhsan Makmur Jaya, Dedi, pelaksana proyek renovasi, mengungkapkan bahwa pihaknya menghadapi kendala besar akibat pemborong pihak ketiga yang bertanggung jawab atas pengerjaan pagar depan stadion lepas tanggung jawab.

“Kami borongkan ke pihak ketiga, tapi finishing pagar depan kurang maksimal. Ketika dimintai tanggung jawab, mereka tidak mau menyelesaikan pekerjaan,” jelasnya.

Pemborong tersebut sebelumnya dibayar lebih dari Rp 1 juta per meter untuk total panjang pekerjaan sekitar 200 meter. Namun, pekerjaan itu tidak rampung, sehingga pihaknya harus merekrut empat pemborong baru untuk menyelesaikan proyek tersebut.

“Awalnya kami sepakat soal angka per meter, tapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya, kami harus borongkan lagi,” tambah Dedi.

Meski demikian, Dedi memastikan bahwa selain pagar depan, item pekerjaan lain seperti pagar samping, pos keamanan, pintu gerbang, monumen bola, jalan, parkiran, dan panggung, telah selesai dengan baik. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemeliharaan sebagai tanggung jawab pelaksana proyek.

“Untuk item pekerjaan lain, semuanya aman. Hanya pagar depan yang bermasalah,” jelasnya.(WAN)