DPRD KALTIM, JURNALTODAY.CO – Kasus pengeroyokan terhadap siswi SD kembali menyayat hati publik.
NAP, siswi kelas 6, dianiaya oleh sekelompok siswi SMP di kawasan Polder Haji Saleh, Loa Janan Ilir.
Video kekerasan itu viral sejak Jumat (2/5/2025), memicu kemarahan netizen dan keprihatinan tokoh publik, termasuk Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis.
“Sedih sekali saya dengar berita ini. Ini bukan hanya soal kekerasan fisik, tapi dampaknya jangka panjang, ke mental dan psikis anak,” ujar Ananda saat dimintai tanggapan, pada Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, kekerasan anak bukan hanya masalah sekolah, tapi sudah menjadi alarm besar bagi keluarga dan pemerintah.
Ia menegaskan, pendidikan karakter tak cukup diserahkan ke guru semata. Orang tua adalah pilar sekolah yang seharusnya jadi pelindung pertama anak, baik pelaku maupun korban.
“Yang membuli dan yang dibuli, dua-duanya harus disentuh. Jangan cuma fokus ke korban. Anak-anak pelaku juga harus dibina. Dan itu mulainya dari orang tuanya. Banyak anak sekarang dibesarkan oleh media digital, bukan oleh nilai-nilai dasar,” tambahnya.
Ananda menilai, keluarga adalah pilar utama yang kini rapuh, karena banyak orang tua lalai membangun komunikasi dengan anak.
Ia mendorong adanya sosialisasi massif soal bullying yang menyasar tidak hanya siswa dan guru, tapi juga orang tua.
“Kita perlu berikan pencerahan ke orang tuanya. Harus tahu bagaimana menjadi orang tua yang hadir, bukan cuma di rumah tapi di hati anak-anak mereka,” pungkas Ananda.(Do/Adv/Dprdkaltim)