SANGATTA – Terpusat di Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi, Achmad Junaedi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, mengutarakan isu serius terkait tingginya angka stunting dalam sebuah forum yang berlangsung belum lama ini. Dia menegaskan bahwa stunting adalah masalah kesehatan masyarakat yang krusial, berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di daerah.
Dalam penyampaiannya, Junaedi menjelaskan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka stunting, seperti pola makan tidak seimbang, kurangnya akses layanan kesehatan, dan rendahnya pendidikan tentang gizi bagi ibu hamil dan anak. “Kami menyadari bahwa menurunkan stunting bukanlah hal yang sederhana. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Junaedi juga menekankan pentingnya program intervensi gizi yang tepat dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi yang baik. “Kami akan aktif menyosialisasikan dan memberikan penyuluhan gizi kepada ibu-ibu di komunitas. Edukasi adalah kunci untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat,” tambahnya.
Selama forum, Junaedi mengungkapkan berbagai program yang telah dirancang oleh DPPKB Kutai Timur, termasuk program instansinya dan penyuluhan di posyandu. Dia juga mengaku bahwa dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan program-program tersebut.
“Dalam mengurangi stunting, keterlibatan semua pihak sangatlah krusial. Kita harus bersinergi dengan instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, agar semua program dapat terintegrasi dengan baik,” tutupnya.
Achmad Junaedi berharap, dengan kerja sama dan peningkatan kesadaran dari seluruh elemen masyarakat, angka stunting di Kutai Timur dapat ditekan secara signifikan dalam waktu dekat. (*)