Tarian Magic Land, Perpaduan Budaya dan Kreativitas Lokal

SANGATTA – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Kutai Timur (Kutim) belum lama ini berlangsung meriah. Beragam acara digelar di Lapangan Polder Ilham Maulana. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Festival Magic Land Kutai Timur 2024. Acara ini menampilkan Tarian Magic Land yang dibawakan Forum Dance Tradisional. Tarian ini memadukan gerakan dinamis khas budaya Kutim dengan iringan musik tradisional yang membangkitkan semangat. Kostum warna-warni yang dipakai para penari menggambarkan keragaman budaya dan keindahan alam Kutim.

Tarian Magic Land menjadi simbol kuat dari upaya pemerintah daerah dalam melestarikan dan mempromosikan seni tradisional kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Melalui tarian ini, nilai-nilai budaya lokal yang penuh makna akan terus hidup dan dikenalkan lebih luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Festival Magic Land Kutai Timur 2024 tidak hanya disambut baik oleh masyarakat. Sejumlah pejabat daerah turut hadir menyaksikan festival meriah ini. Mereka di antaranya, Asisten Pemerintahan Rakyat Poniso Suryo Renggono, Ketua Panitia Fadliansyah, Wakil Ketua II DPRD Kutai Timur Prayunita Utami, Anggota DPRD Kutim Mulyana, serta beberapa anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap upaya pelestarian budaya di Kutim.

Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Poniso Suryo Renggono menyampaikan apresiasi terhadap Disdikbud Kabupaten Kutim atas terselenggaranya Festival Magic Land. Dia menekankan pentingnya festival sebagai sarana memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya Nusantara.

“Festival Magic Land ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga berperan penting dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda,” ujar Poniso.

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Magic Land, Fadliansyah, mengungkapkan festival ini adalah langkah untuk memperkuat kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya lokal. Di tengah arus moderenisasi yang makin kuat, diharapkan generasi muda Kutim bangga pada budaya sendiri.

“Festival ini adalah upaya kami menampilkan keindahan dan kekayaan budaya Kutai Timur. Kami ingin masyarakat lebih mengenal dan menghargai warisan budaya daerah yang menjadi kebanggaan masyarakat lokal dan inspirasi bagi Indonesia,” ujar Fadliansyah.

Dengan mengusung tema “Magic Land,” festival ini tidak hanya menonjolkan seni dan budaya lokal, tapi juga menyajikan aneka produk kreatif masyarakat bernilai ekonomis. Fadliansyah menambahkan tujuan utama festival ini adalah menyatukan berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang berbeda di Kutim melalui seni dan budaya.

“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa di tengah perbedaan, kita tetap satu. Seni dan budaya menjadi jembatan yang menyatukan kita,” tambahnya. (*)