Samarinda – Deni Hakim Anwar, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda, mengungkapkan bahwa ketidaksiapan mental dan ekonomi perempuan sebagai ibu, baik bagi anak-anaknya maupun sebagai ibu sambung bagi suami keduanya, menjadi salah satu faktor utama yang memicu maraknya kekerasan terhadap anak di perkotaan.
Menurut Deni, seringkali kekerasan terhadap anak, terutama di perkotaan, dilakukan oleh ibu-ibu yang mengalami tekanan mental dan ekonomi yang berat.
“Beban fisik, mental, dan ekonomi yang harus dipikul oleh perempuan ini sering kali melebihi kapasitasnya, sehingga dapat memicu frustasi dan kemarahan yang kemudian dilampiaskan kepada anak-anak,” terangnya pada 19 Mei 2024.
Deni menjelaskan bahwa kekerasan ini sebenarnya bisa dicegah dengan memberikan bimbingan kepada anak sebelum menikah atau melalui lembaga konseling sebelum pernikahan.
“Bimbingan pranikah dan konseling dapat menjadi kunci untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga, yang seringkali menjadi korban adalah anak-anak dan ibu,” imbuhnya.
Ia menekankan pentingnya konseling di bidang agama dan kesehatan jiwa untuk membantu calon pengantin mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk pernikahan dan kehidupan rumah tangga.
Namun, masalahnya saat ini adalah banyak pernikahan yang hanya didasari oleh “cinta” tanpa mempertimbangkan berbagai masalah yang akan dihadapi setelah menikah.
“Kita berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih serius terhadap isu kekerasan anak dan mendorong masyarakat untuk aktif mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap anak-anak,” tandasnya.
Deni juga mengajak pemerintah untuk memperkuat program-program yang mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan ekonomi ibu-ibu di perkotaan, serta memperluas akses terhadap layanan konseling dan bimbingan pranikah.
“Dengan pendekatan yang lebih holistik dan dukungan yang memadai, kita dapat mencegah banyak kasus kekerasan terhadap anak yang disebabkan oleh ketidaksiapan mental dan ekonomi ibu,” tutupnya.(Adv/ DPRD Kota Samarinda)