BONTANG, JURNALTODAY.CO – Perbaikan Gorong-gorong di Jalan Cipto Mangunkusumo, yang lebih dikenal warga sebagai jalan tembus, kerap alami Kemacetan. Bahkan beberapa waktu lalu, dua truk bermuatan penuh di lokasi proyek perbaikan jalan tersebut.
Insiden pertama terjadi saat sebuah truk fuso bermuatan beton terperosok di sela-sela jalan yang sedang diperbaiki. Tak lama setelahnya, sebuah truk colt diesel menyusul mengalami nasib serupa.
Meskipun kedua truk tersebut berhasil dievakuasi menggunakan excavator, insiden ini cepat menyebar di media sosial, mengingat jalan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan wilayah utara Kota Bontang.
Mujiono, seorang warga sekitar yang turut membantu mengatur lalu lintas, menyebutkan bahwa tingginya volume kendaraan yang melintasi jalan ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan.
“Kalau teknis pengerjaan saya tidak tahu. Tapi, memang volume kendaraan di sini tinggi. Tidak ada jalur lain, beda cerita kalau Bontang punya jalan lingkar,” ujar Mujiono.
Mujiono, yang mengaku memiliki kedekatan dengan kontraktor proyek, menduga bahwa terperosoknya kedua truk disebabkan oleh beban kendaraan yang terlalu berat dan kondisi jalan di sekitar box culvert yang masih lembek.
Berdasarkan pantauan di lokasi, box culvert yang sedang dikerjakan tampak kokoh. Namun, jalan berupa tanah timbunan di sela beton cor gorong-gorong tersebut belum stabil, sehingga menyebabkan cekungan di beberapa bagian.
Meski insiden ini menimbulkan kemacetan panjang, tidak ada upaya pengalihan arus lalu lintas yang dilakukan setelah kejadian. Sejumlah kendaraan, baik besar, sedang, maupun kecil, terus melintas di atas lokasi proyek yang memiliki anggaran senilai Rp 1,7 miliar dan ditargetkan rampung pada November mendatang.
Kemacetan yang terjadi pagi tadi menjadi sorotan publik, terutama karena jalan Cipto Mangunkusumo adalah jalur vital bagi warga Bontang. Ketua DPRD Bontang Andi Faisal Sofyan Hasdam pun ikut angkat bicara terkait hal ini.
Ia menilai, pemerintah melalui dinas terkait perlu mengambil tindakan. Misalnya berkoordinasi dengan pihak kontraktor, kepolisian hingga dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas.
“Ini perlu menjadi perhatian juga, jangan sampai kemacetan tambah parah dan mengganggu aktivitas warga,” ujar Andi Fais.(mi)