Jurnaltoday.co – Disetiap daerah memiliki potensi pendapatan yang berbeda-beda, ada yang mengandalkan pendapat dengan bertani, berdagang, melaut dan lain sebagainya.
Dari semua potensi ini, ada yang musiman dan ada juga yang tidak mengenal musim, seperti dagang. Dagang ini tidak mengenal yang namanya musim, setiap hari perputaran keuangan disana ada.
Namun, terkadang berpengaruh juga terhadap pendapatan masyarakat di sekitar.
Salah satu contoh, khususnya di Kecamatan Batu Putih dan sekitarnya. Pedagang mulai banyak mengeluh disebabkan belum dimulainya penambangan nikel di sekitar wilayah ini.
Sebagai besar pedagang yang berhasil ditemui awak media ini mengatakan, sejak tiga bulan terakhir, daerah ini nampak sepi akibat tambang nikel belum ada yang beroperasi. Akibatnya, dagangan yang dulunya rame pembeli, kini sepi. Sebab, yang bikin ramai katanya para penambang itu.
“Baik penjual sayur, ikan, sembako, warung makan termasuk kelontongan sepi pembeli,” ujar Sappe yang pernah jualan ikan di Makkuaseng, Rabu (22/3/2023).
Kata Sappe, waktu tambang nikel beroperasi, dagangan ikannya ramai, 1 gabus hingga 2 gabung satu hari bisa habis dan mayoritas pembelinya adalah catering penambang.
“Saya berhenti jualan ikan dan pindah dari Makkuaseng karena saat itu jualan ikan sudah mulai sepih, ikan banyak busuk dan rugi melulu,” katanya.
Dia berharap agar tambang bisa segera beroperasi dan ia bisa kembali berjualan ikan. Pasalnya, dari kecil hingga saat ini Pekerjaannya memang di ikan.
“Sekarang saya ikut orang bikin batako, wasponda, karena mau apa, tidak ada kerjaan lain, mau jual ikan, belum cocok saat ini, kecuali tambang sudah berjalan pasti jualan ikan rame,” pungkasnya.
Harapan masyarakat, semoga tambah ini bisa segera berjalan, agar perekonomian bisa menggeliat kembali. Tambang beroperasi banyak masyarakat bisa kerja. (*)