IKN, JURNALTODAY.CO – Sejak bulan Febuari 2024 diperkirakan kurang lebih dari 4 hektar hutan mangrove telah dibabat dan dihancurkan dengan alat berat buldoser di Sungai Sabut, Pemaluan, Sepaku.
Pernyataan itu disampaikan direktur Oikos Nusantara Antonius Perada Nama yang menyebutkan adanya aktivitas pembabatan, pendorongan, dan penimbunan hutan mangrove seluas lebih 4 hektare di lokasi ibu kota Nusantara itu.
“Belum diketahui kawasan tersebut akan dijadikan proyek apa? Dilapangan juga tidak tampak papan pengumuman. Tapi berdasarkan kesaksian masyarakat kawasan tersebut kemungkinan akan di bangun pelabuhan untuk IKN,” kata pria yang karib disapa Bung Jack itu melalui pernyataan tertulisnya.
Dia menjelaskan aktivitas pendorongan mangrove dengan buldozer tersebut telah memusnahkan dan merusak ekosistem pesisir serta mengancam masyarakat suku Balik.
“Selama ini Proyek-proyek di sektor pesisir tidak mempertimbangkan keseimbangan sosial ekologis. Pemerintah seharusnya menyadari kerusakan yang timbul akibat investasi yang ditanamkan di pesisir Teluk Balikpapan,” lanjutnya.
Bung Jack menerangkan keberadaan hutan mangrove Sungai Sabut merupakan kawasan yang wajib dilindungi karena itu menjaga keseimbangan sosial dan ekologis.
Kawasan tersebut merupakan ekosistem penting bagi kehidupan pesisir tidak hanya itu, disana juga terdapat mangrove emas atau kuning yang dikeramatkan oleh suku Balik, sebagai tempat upacara upacara adat mereka.
Untuk itu, Oikos Nusantara memberikan kecaman keras terkait aktivitas perusakan lingkungan tersebut. Bung Jack mengatakan pihaknya akan membangun gerakan perlawanan bersama seluruh elemen masyarakat, baik organisasi maupun individu pegiat lingkungan.
Tak hanya itu, Oikos Nusantara juga mendesak agar para pihak yang beraktivitas di kawasan pesisir untuk bertanggung jawab.
“Lebih-lebih pihak otorinta ikn yang saat ini beraktivitas dilokasi pesisir, pihak otorinta wajib hukumnya mempertimbangkan kearifan lokal dan nasib masyarakat setempat,” tegasnya.(as)