LABUAN BAJO, JURNALTODAY.CO – Pemilihan Labuan Bajo sebagai lokasi acara AMMTC Ke-17 menjadi langkah pemerintah untuk memperkaya pengalaman para delegasi dan menciptakan peluang kerja sama lintas negara dalam suasana yang unik dan mendalam.
Dengan begitu, Labuan Bajo telah meraih tempat istimewa di peta acara internasional, memancarkan pesona kearifan lokal dan semangat kerja sama yang tidak terlupakan.
Keputusan ini telah menarik sorotan dunia, mengingat biasanya acara semacam ini diadakan di pusat-pusat perkotaan. Namun, mengapa Labuan Bajo yang dipilih, dan mengapa reaksi delegasi begitu positif?
Sebuah surga tropis yang tersembunyi di Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membuat gebrakan menarik dengan menjadi tuan rumah Asian Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17.
Kadiv hubinter Polri, Irjen Pol. Krishna Murti, S.I.K., M.Si, menyampaikan pandangannya dalam sesi bersemangat di Hotel Merourah Ballroom, Labuan Bajo.
Ia menjelaskan bahwa Labuan Bajo dipilih untuk menjauhkannya dari hiruk pikuk perkotaan, membawa nuansa yang lebih mendalam. Tujuan besar lainnya adalah memperkenalkan budaya kerja sama dengan pemerintah daerah NTT kepada para delegasi. Dan tentu saja, puncak acara akan dimeriahkan dengan parade budaya yang menjadi magnet tersendiri bagi para tamu.
“Kami ingin menawarkan pengalaman berbeda, menjauhi hiruk pikuk kota dan menghadirkan budaya lokal yang membangun semangat kerja sama dengan pemerintah daerah NTT. Parade budaya akan membawa pengalaman unik bagi para peserta,” Minggu (20/8/2023) papar Kadivhubinter Polri dengan antusias.
Pada agenda AMMTC ke-17, fokus akan tertuju pada agenda SOMTC (Senior Officials Meeting on Transnational Crime).
Agenda ini melibatkan perbincangan mengenai instrumen yang telah diperbincangkan sebelumnya, khususnya dari pertemuan di Yogyakarta. Pertemuan ini bertujuan untuk menyatukan wawasan dan merumuskan rencana yang akan diupas dalam AMMTC.
Di tengah sorotan, beberapa agenda penting akan mewarnai acara ini, seperti isu terorisme, perdagangan manusia, dan bahkan “Labuan Bajo Declaration.”
Para delegasi akan menggali solusi dan strategi bersama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dalam semangat kerja sama lintas negara.
Tidak hanya itu, kadiv hubinter Polri juga mengungkapkan bahwa AMMTC ke-17 ini akan menyoroti diskusi dengan negara mitra di luar ASEAN, termasuk China, Jepang, dan Korea.
Diskusi ini akan membahas pengembangan kapasitas, pertukaran informasi, dan penegakan hukum. Konsep kerja sama yang sudah terjalin dalam ASEAN akan menjadi inspirasi bagi negara-negara mitra ini.
Keunikan dari AMMTC ke-17 ini sangat dinantikan, terutama karena dua tahun terakhir acara ini terpaksa digelar dalam format online dan offline karena situasi pandemi.(*)