Jurnaltoday.co – Ketua Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Manggarai Barat Hasanudin menyampaikan kekecewaan yang ditujukan pada PT Wika.
Pangkal masalahnya pada pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Golo Mori di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) menelan anggaran Rp 481 Miliar.
Angka yang menurutnya tergolong fantastis untuk perluasan jalan selebar 23 meter dengan total panjang 25 kilometer.
“Dari total panjang ruas jalan yang dikerjakan dari Labuan Bajo itu, ada 2 kilometer jalan penghubung Kenari-Golo Mori yang dikerjakan oleh PT Wika arah ke luar Kampung Golo Mori,” kata Hasanudin, Senin (17/04/2023).
Saat awak media mendatangi lokasi pengerjaan tersebut, terlihat kondisi jalan mengalami kerusakan yang sangat parah, padahal pengerjaan ruas jalan tersebut baru dua minggu usai dikerjakan. Seperti di jalan masuk Kampung Jarak, jalan menuju Kampung Tao, dan jalan menuju Kampung Look.
“Pembangunan ruas jalan yang dikerjakan PT Wika dikerjakan dengan mengunakan Aspal atau (dikategorikan kelihatan asli tetapi hasilnya palsu.red),” ucap Hasanudin.
Dia menjelaskan palsu yang dimaksudkan, yaitu sisa jalan yang dikerjakan PT Wika menuju tiga kampung tersebut baru dua minggu usai dikerjakan sudah mengalami kerusakan dengan aspal yang menganga setelah dilewati mobil tranton besar dari BRL dan ITDC.
“Dari kualitas seperti tampak pada gambar, jalan dikerjakan PT Wika belum dipakai sudah rusak hampir sepanjang jalur mulai dari bundaran cabang hotel menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Look benar-benar tidak berkualitas. Belum lagi pekerjaan draenasi air got- nya tidak ada,” jelas Hasan.
Melihat kondisi riil yang terjadi, bobot kualitas jalan Kawasan Ekonomi Khusus ini, menurutnya dikerjakan tidak berkualitas, setengah hati, dan tidak menggunakan tenaga profesional.
“Kemana tim pengawas pekerjaan jalan di KEK ini? Kemana tim PHO memfinalisasi jalan itu bahwa berkualitas atau tidak?,” tukas Hasanudin kecewa.
Pihaknya pun mendesak agar PT Wika segera bertanggungjawab terhadap kerusakan yang terjadi.
Senada dengan Hasanudin, Wilibaldus Thomas Putra, warga desa Golo Mori turut mengecam keras terhadap PT Wika selaku penanggung jawab pengerjakan proyek jalan tersebut.
“Kami minta PT Wika untuk benar-benar serius dalam mengerjakan infrastruktur ruas jalan di desa kami desa Golo Mori,” kata Wilibaldus.
Diungkapkannya bahwa pengandara motor yang kesulitan melewati jalur masuk kampung Look tersebut sering mengalami kecelakaan akibat kerusakan aspal jalan yang baru saja selesai dikerjakan.
“Kami minta keseriusan dari PT Wika untuk segera diperbaiki terkait jalan yang rusak di tiga lokasi tersebut, yakni jalan masuk kampung Jarak, jalan masuk kampung Tao dengan jalan masuk kampung Look Desa Golo Mori.
Wilibaldus mengancam akan melakukan unjuk rasa jika pembiaran terus dilakukan tanpa ada upaya perbaikan dari PT Wika.
Diketahui, peningkatan ruas jalan mulai dari Simpang Pede-Nanga Na’e– Mbrata–Nalis-Cumbi-Kenari–Golo Mori–hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanah Mori sepanjang 25 km diklaim sudah hampir selesai dikerjakan.(Kor)