Samarinda – Sehubungan dengan kerusakan gedung baru yang dibangun oleh Gubernur Kaltim, seperti Inspektorat dan Gedung Kadrie Oening, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, , Syafruddin akan meninjau kinerja PUPR Kaltim.
Satu bulan sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor telah meresmikan sebelas gedung baru: Gedung Inspektorat Daerah Kaltim, Kadrie Oening Tower, Kadrie Oening Business Center, Kamar Operasi Hybrid Sakura RSUD AWS, Gedung Asrama Tahfidz Usrah Mujaddidah Pondok apesantren Hidayatullah, Gedung Madrasah Darussalam International, Masjid Nurul Ilmi, Masjid Baburrahman Sejahtera Samarinda Perum Griya Mukti, Masjid Istiqlal Loa Bakung, Masjid Al Hijrah Perumahan Tepian Lestari, serta Gedung Perkuliahan dan Serbaguna IKIP PGRI Kaltim.
Meskipun demikian, kerusakan terjadi pada dua bangunan yang belum berusia satu tahun: Gedung Inspektorat Daerah Kaltim dan Gedung Kadrie Oening. Komisi III melakukan sidak pada Rabu (1/11/2023) dan menekankan kerusakan pada dua gedung tersebut.
“Saya melihat bahwa proyek-proyek tersebut tidak sesuai dengan standar kelayakan,” ungkap Syafruddin, Rabu (1/11/2023)
Menurut Syafruddin, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, dia merasa khawatir tentang kerusakan gedung baru Inspektorat Daerah dan Gedung Kadrie Oening, yang baru saja diresmikan oleh Isran Noor bulan kemarin.
Politisi PKB-Hanura itu akan bertindak tegas terhadap Dinas PUPR Kaltim atas kejadian ini, meminta pertanggungjawaban dan penjelasan. “Secara kasat mata agak miring, apakah ada pengujian daya uji ulang. Kalau tidak ada, berarti ada indikasi korupsi di sana,” ucapnya.
atas kerusakan struktur baru tersebut. Syafruddin menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengundang PUPR Kaltim dan PT Raka, yang terlibat dalam pembangunan Kadrie Oening Tower, untuk berbicara tentang masalah ini dalam rapat dengar pendapat (RDP).
“Kadrie Oening Tower ini kan pembangunan gedung perkantoran dan hotel bintang lima yang dikerjakan PT Raka,” katanya. Selain gedung inspektorat dan Kadrie Oening Tower. Syafruddin juga menyoroti gedung Rumah Sakit Korpri yang desainnya jauh dari standar rumah sakit yang ditetapkan.
“Saya kira rumah sakit korpri itu cuma cafe, karena saya lihat ini desainnya jauh dari RS,” jelasnya.
Harapannya proyek pembangunan gedung-geduk tersebut dapat bertanggung jawab. Dan segera untuk melakukan perbaikan agar gedung tersebut tidak memakan korban. “Kami tidak akan diam jika ada proyek-proyek yang merugikan rakyat begini,” pungkasnya. (Adv)