DPRD SAMARINDA, JURNALTODAY.CO – Anggota DPRD Kota Samarinda Adnan Faridhan menyatakan keprihatinan terkait fenomena buzzer yang semakin meresahkan di Samarinda,
Terutama yang diduga menyerang pihak-pihak yang mengkritik Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Dia menilai fenomena ini mengganggu iklim demokrasi.
“Pak wali kota menyatakan itu bukan buzzer pemkot, tapi korban buzzer mengatakan setiap kritik dibuatkan meme, termasuk saya juga kena,” ungkap Adnan saat ditemui di DPRD, Rabu (14/05/2025).
Politisi Partai Golkar itu mengibaratkan buzzer seperti hantu yang sulit dikenali namun keberadaannya sangat merugikan. Kata dia, jika Pemkota tidak membiayai buzzer, seharusnya ada sikap resmi yang jelas dan transparan.
“Menurut saya, bullshit kalau tidak ada kepentingan di situ, itu yang harus kita buka,” tegasnya.
Menurut Adnan, keberadaan buzzer yang menyerang kritik justru menghambat proses perbaikan pemerintahan dan demokrasi yang sehat. Dirinya pun mengajak pemerintah untuk bersikap terbuka dan bertanggung jawab dalam menyikapi isu ini.
“Kritik harus dihargai sebagai bagian dari demokrasi, bukan dijadikan sasaran serangan buzzer yang tidak jelas asal-usulnya,” harapnya.
Salah satu legislator muda yang berkantor di Jalan Basuki Rahmat itu berharap Pemkot Samarinda dapat membangun iklim demokrasi yang sehat dan terbuka bagi semua pihak.
Adnan juga mengingatkan bahwa transparansi dan akuntabilitas pemerintah sangat penting untuk menghilangkan kecurigaan publik terkait keberadaan buzzer.
“Jangan sampai rakyat kehilangan kepercayaan karena isu yang tidak jelas,” tambahnya.
Di akhir, Adnan menegaskan DPRD akan terus mengawasi isu buzzer ini agar tidak merusak citra pemerintah dan demokrasi di Samarinda.
“Kami akan dorong pemerintah untuk memberikan klarifikasi dan bukti yang jelas,” tutupnya. (yg/adv)