Sutomo Jabir Dampingi Dinas Kehutanan dan Gakumdu KLH Sita Excavator Tambang Ilegal di Danau Redan Kutai Timur

Sutomo Jabir, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur bersama tim Dinas Kehutanan dan Gakumdu KLH lakukan di lokasi Tambang Ilegal di Desa Danau Redan Kutai Timur (Foto: Istimewa)

KUTAI TIMUR – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur Sutomo Jabir mendampingi Dinas Kehutanan dan Gakumdu KLH menyita excavator di Danau Redan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Rabu, (3/8/2022).

Hal itu setelah pihak Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur menindak lanjuti laporan anggota komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) terkait dugaan tambang ilegal batu bara. Pihaknya pun bersama-sama langsung melakukan sidak ke Desa Danau Redan,

Dalam kunjungannya ke Lokasi, Tim dari Dinas Kehutanan Dipimpin oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Susilo Pranoto, didampingi Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengamanan Hutan, Rusdianto beserta Tim dari KPHP Santan.

Dalam melaksanakan operasinya, Dinas Kehutanan dibantu oleh Tim Gakumdu KLHK sebanyak 10 Orang sehingga total personil yang turun sebanyak 20 Orang dan dipantau langsung oleh Sutomo Jabir dan Agil Suwarno dari DPRD Kaltim.

Tim Gakumdu menemukan alat bukti pertambangan ilegal berupa tumpukan batu bara dan excavator di lokasi. Alat bukti berupa excavator kemudian diamankan bersama operatornya untuk dimintai keterangan di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim di Samarinda.

Sementara itu, Sutomo mengapresiasi kerja Dinas Kehutanan dan Tim Gakumdu KLHK yang bergerak cepat menindaklanjuti laporannya dan berharap menimbulkan efek jera bagi para penambang ilegal di wilayah Kutai Timur.

Bacaan Lainnya

“Saya sangat mengapresiasi Tim dari Dinas Kehutanan dan Gakumdu, semoga ada efek jera supaya pengrusakan lingkungan di wilayah kutim dapat di hentikan,” ujar Sutomo.

Ia pun meminta dinas kehutanan dan KLH melakukan patroli rutin supaya perbuatan ilegal mining di desa Danau Redan berhenti sepenuhnya.

“Harus terap di awasi, jangan sampai setelah sidak muncul lagi,” tegas Sutomo. (RD)