Sangatta – Kutim mendapatkan penghargaan Smart Branding dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2021. Prestasi ini salah satunya didukung oleh keberhasilan pemberdayaan petani lebah kelulut.
Para petani mewadahi diri mereka dalam Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn, dengan Triyono sebagai ketuanya. Sejak tahun 2021 mereka didukung oleh program Pengembangan Tani Hutan Kelulut Sangatta (Prolekta), kontribusi CSR dari PT. Pertamina EP Sangatta Field.
Fokus pertama Prolekta adalah mendorong perbaikan budidaya lebah kelulut. Usaha perbaikan budi daya ini menumbuhkan kesadaran para petani akan pentingnya perbaikan lingkungan habitat lebah kelulut.
Perbaikan lingkungan yang dilakukan nyatanya mendatangkan manfaat karena dapat dikembangkan menjadi wisata edukasi. Meskipun demikian, wisata tersebut dikembangkan dengan tetap memperhatikan kelestarian koloni lebah kelulut.
“Kami selalu menjadwalkan kunjungan wisatawan agar koloni lebah kelulut tidak terganggu,” ungkap Triyono. Menurut catatan, setiap tahun tidak kurang 1.400 kunjungan ke hutan wisata ini.
Berangkat dari lebah kelulut yang tampaknya sederhana itu, Prolekta berkembang menjadi pemberdayaan yang komprehensif. Dimulai dari budidaya lebah, penanaman pohon, mendirikan bank sampah, eduwisata, hingga mendirikan sub unit usaha.
“Subunit usaha ini berperan penting dalam memproduksi madu kelulut, mengembangkan wisata edukatif, hingga menciptakan produk kreatif khas Kutai Timur yang berkelanjutan,” ujar Elis Fauziyah, Head of Communication Relations & CID Zona 9, PT. Pertamina EP Sangatta Field.
Dampak lingkungan yang lain ialah Prolekta mampu mendukung pengurangan emisi karbon hingga 0,15172 ton CO2 dan mengubah 100 kilogram sampah plastik menjadi pot media tanam, imbuh Elis Fauziyah.