Novan Soroti Penanganan Anak Jalanan di Samarinda: “Tanpa Dampak, Lebih Baik Dihentikan”

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie

SAMARINDA — Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menilai penanganan terhadap anak jalanan di Samarinda belum berjalan efektif. Ia menyoroti lemahnya pendekatan yang dilakukan pemerintah serta tidak adanya alokasi anggaran yang memadai untuk mendukung program rumah singgah.

“Kalau bicara rumah singgah, itu harus dirancang serius. Soal tempat, makanan, tenaga pendamping, semua butuh anggaran. Tapi nyatanya selama ini tidak ada dukungan maksimal,” tegas Novan saat diwawancarai (2/7/2025).

Novan menilai, tanpa dampak signifikan, program penanganan anak jalanan hanya akan menjadi formalitas dan berujung pada pemborosan anggaran. Ia mendorong evaluasi menyeluruh terhadap program yang sudah berjalan.

“Kalau tidak ada hasilnya, ya jangan dipaksakan. Sayang anggaran. Potensi anak-anak kembali ke jalan tetap tinggi kalau tidak ada pendekatan yang menyeluruh,” ujarnya.

Menurutnya, anak jalanan adalah kelompok dengan latar belakang sosial yang kompleks. Penanganannya tidak bisa disamakan dengan program biasa. Oleh karena itu, pemerintah diminta fokus mencari akar masalah untuk kemudian menyusun pendekatan yang lebih tepat sasaran.

“Kita harus pahami dulu motif mereka, latar belakang keluarganya. Penanganannya tidak bisa sembarangan,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga menyinggung potensi eksploitasi anak yang dilakukan oleh orang tua atau pihak lain. Jika terbukti, ia mendorong agar proses hukum ditegakkan.

“Kalau ada eksploitasi, itu pidana. Undang-undangnya jelas. Polisi harus dilibatkan,” katanya.

Novan menilai lemahnya respons pemerintah kerap terjadi karena belum ada kasus besar yang mendorong reaksi cepat. Ia mengingatkan agar jangan menunggu tragedi baru bertindak.

“Jangan tunggu ada korban atau viral dulu baru ribut. Ini soal masa depan anak-anak kita,” tegasnya.

Ia menutup dengan peringatan bahwa masalah anak jalanan bukan hal baru, namun tetap muncul berulang tanpa penanganan serius.

“Ibarat pepatah, ‘mati satu tumbuh seribu’. Kalau tidak ditangani serius, kasusnya akan terus berulang,” pungkasnya.(Adv)