KUTAI TIMUR – Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur (Dispar Kutim) terus memperkuat upaya pelestarian budaya lokal dengan menggelar pelatihan seni musik dan tari pesisir. Kegiatan yang dilaksanakan pada 13 November 2024 ini diikuti oleh komunitas sanggar seni setempat dan bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat melestarikan seni tradisional, terutama tari Jepen yang ikonik.
Pelatihan ini menjadi ajang penting untuk mengenalkan lebih dalam makna dan filosofi seni tari serta musik khas pesisir Kutai Timur. Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah, dalam sambutannya menegaskan urgensi pelestarian budaya sebagai identitas daerah. “Kami memberikan pembekalan agar musik dan tari tradisional seperti Jepen bisa terus dilestarikan. Kami ingin memperkenalkan dan memperkokoh identitas budaya Kutai Timur agar generasi muda tidak melupakan warisan ini. Sama halnya dengan kegiatan pelatihan lain, kita berharap peserta dapat menjadi duta budaya dan turut memperkenalkan tradisi kita ke masyarakat luas,” ujar Nurullah.
Tari Jepen, yang menjadi fokus utama pelatihan, dikenal sebagai seni tari yang memiliki kearifan lokal dan nilai sejarah. Pelatihan ini dilengkapi dengan materi tentang teknik dasar gerakan tari dan pengenalan alat musik tradisional yang digunakan dalam pengiringan tari. Para peserta diajarkan untuk menguasai permainan musik yang menjadi elemen penting dalam pertunjukan tari Jepen.
Selain memberikan pelatihan teknik, acara ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami filosofi di balik gerakan dan irama musik yang mengiringinya. Hal ini bertujuan agar setiap penampilan dapat dilakukan dengan lebih autentik dan berjiwa, mencerminkan warisan budaya asli Kutai Timur.
Pelatihan kali ini berbeda dengan kegiatan sebelumnya, seperti pelatihan pembuatan konten pariwisata yang diikuti oleh perwakilan destinasi wisata. Kali ini, fokus kegiatan sepenuhnya diberikan kepada seniman lokal. Dispar Kutim berharap para peserta pelatihan mampu menjadi agen perubahan yang memperkenalkan dan mempromosikan seni tradisional di lingkup yang lebih luas.
Para peserta tampak antusias mengikuti rangkaian pelatihan, menyerap berbagai ilmu dan keterampilan baru yang diberikan. Dengan pengalaman ini, mereka diharapkan dapat meneruskan semangat menjaga dan mengembangkan warisan budaya kepada generasi mendatang.
Melalui pelatihan ini, Dispar Kutim berkomitmen untuk menjadikan seni budaya lokal sebagai daya tarik wisata yang dapat mengundang minat wisatawan, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis budaya.