SAMARINDA, JURNALTODAY.CO – Menyikapi konflik internal yang terus membayangi tubuh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ketua DPC GMNI Kota Samarinda, Alfonsius Limba angkat bicara, Rabu (16/7/2025).
Perpecahan ini diketahui bermula sejak Kongres XXI Kemaritiman di Ambon, yang menghasilkan dua kepemimpinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP): kubu Arjuna–Dendy dan kubu Imanuel–Sujahri.
Alfons menilai, konflik yang terjadi tak mencerminkan semangat ideologis GMNI sebagai organisasi perjuangan rakyat.
“Perpecahan ini lahir dari kepentingan segelintir oknum yang mengedepankan ambisi pribadi. GMNI harus kembali ke khitahnya demi memperjuangkan kaum marhaen,” tegasnya.
Ia mendorong seluruh cabang dan DPD GMNI di Indonesia untuk bersatu dan segera melakukan konsolidasi nasional tanpa melihat keberpihakan pada DPP manapun.
“Konsolidasi nasional harus segera digelar. Cabang dan DPD wajib duduk bersama untuk menyelamatkan organisasi dari dualisme yang berkepanjangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, GMNI Samarinda secara tegas menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah Kongres Persatuan sebagai langkah konkret untuk menyatukan kembali organisasi.
“Kami siap menjadi motor penggerak dan jika diperlukan kami siap menjadi tuan rumah Kongres Persatuan demi terwujudnya GMNI yang utuh,” tandas Alfons.
Menutup pernyataannya, ia mengkritik pihak-pihak yang masih mempertahankan perpecahan.
“Mereka yang tidak mau bersatu adalah kelompok yang tidak memahami sejarah GMNI dan semangat perjuangan bangsa ini,” pungkasnya.(*)