SANGKULIRANG – Warga Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur (Kutim) berpeluang meningkatkan kesejahteraan ekonomi sekaligus ikut aktif mengatasi masalah emisi karbon. Melalui Program Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund atau FCPF-CF), warga Sangkulirang akan mendapatkan sejumlah manfaat, seperti kompensasi berbasis hasil penurunan emisi, dukungan dalam bentuk kegiatan konservasi lingkungan, serta peningkatan kapasitas masyarakat yang mendukung kemakmuran.
FCPF-CF adalah bagian dari upaya global dalam mengurangi emisi melalui mekanisme pengelolaan karbon di sektor kehutanan. Di antara aspek penting program yang didukung Bank Dunia ini adalah pembagian manfaat yang mencakup manfaat moneter dan non-moneter.
“Program ini bukan hanya tentang melindungi hutan, tapi juga memberi peluang ekonomi bagi masyarakat di sekitar hutan. Dengan adanya insentif dari penurunan emisi, masyarakat diharapkan bisa termotivasi untuk terus melindungi lingkungan mereka,” jelas Sekretaris Camat Sangkulirang, Cipto Bintoro saat mengikuti program sosialisasi FCPF-CF di Gedung Serba Guna Kantor Camat Sangkulirang.
Acara ini digelar Pemerintah Kabupaten Kutim melalui Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah Kabupaten bersama jajaran Forkopimcam Sangkulirang. Acara ini juga menjadi momentum penetapan proporsi manfaat FCPF-CF yang akan diterima 13 desa di Kecamatan Sangkulirang, yaitu Desa Benua Baru, Desa Benua Baru Ulu, Desa Kerayaan, Desa Kolek, Desa Maloy, Desa Mandu Dalam, Desa Mandu Pantai Sejahtera, Desa Pelawan, Desa Peridan, Desa Saka, Desa Sempayau, Desa Tanjung Manis, dan Desa Tepian Terap.
Sementara itu, Ika Luciana yang mewakili Kepala Bagian SDA Kabupaten Kutim menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra internasional dalam mencapai target penurunan emisi karbon. Menurutnya, program FCPF-CF merupakan langkah konkret yang berdampak positif, baik dari segi ekonomi maupun kelestarian lingkungan.
“Kami harap sosialisasi ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan sehingga program ini bisa berjalan optimal dan berkelanjutan,” ujar Ika seraya menyebut keberhasilan program ini tidak hanya penting bagi Kabupaten Kutim, tapi juga untuk Indonesia dalam mencapai target nasional pengurangan emisi karbon. (*)