BONTANG -Anggaran beasiswa Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang tahun 2023 senilai Rp 3 miliar harus dikembalikan ke kas daerah karena tidak dapat terserap sepenuhnya.
Hanya 321 mahasiswa yang berhasil lolos seleksi, mengakibatkan penyerapan dana sebesar Rp 1,2 miliar. Anggota DPRD Bontang, Sumaryono, menyayangkan situasi ini dan berpendapat bahwa Pemkot seharusnya lebih efektif dalam memanfaatkan anggaran untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.
“Ini merupakan SilPA terbesar untuk kategori beasiswa. Sayangnya, banyak yang tidak dapat terakomodasi. Padahal mahasiswa pasti membutuhkan beasiswa itu,” ujar Sumaryono
Jumat (8/12/2023).
Sumaryono juga mengeluhkan keluhan yang sering dia terima selama proses seleksi, di mana beberapa siswa yang seharusnya memenuhi kriteria kategori tidak mampu tertolak karena standar nilai.
Politisi PPP ini berharap Pemkot dapat menjadi lebih fleksibel dalam menetapkan kualifikasi beasiswa dan tidak memberatkan calon penerima.
“Sebelum membuat kualifikasi, harus dilihat kriteria mendesaknya. Jangan sampai menyulitkan pendaftar. Kasihan. Sayang kan anggarannya SilPA,” tambahnya.
Sumaryono juga mengusulkan agar Pemkot membuka pendaftaran beasiswa lebih awal, yakni pada pertengahan tahun, untuk menghindari bentrokan dengan pengumuman beasiswa Kaltim Tuntas.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Bontang, Jayadi Pulung, berencana menambah jumlah penerima beasiswa untuk menghindari anggaran menjadi SilPA. Namun, rencana ini terkendala oleh kebijakan lama dalam Surat Keputusan Wali Kota Bontang, Basri Rase.
“Jadi yah SilPA. Tapi kita ini terkendala sama SK yang sudah terbit. Kalau begitu, nanti usulkan kenaikan pada tahun 2024,” kata Jayadi Pulung.
Jayadi menyatakan bahwa anggaran beasiswa yang menjadi SilPA sebesar Rp 1,7 miliar adalah jumlah yang signifikan, mengakibatkan kerugian bagi Pemkot Bontang dan juga mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, Pemkot Bontang perlu melakukan evaluasi terhadap kegagalan penyerapan anggaran beasiswa tersebut untuk mencari penyebab SilPA dan mencegah kejadian serupa di masa depan. (Adv/DPRD Bontang)