SAMARINDA,JURNALTODAY.CO – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Samarinda menggelar aksi solidaritas sekaligus protes terkait maraknya represifitas aparat kepolisian terhadap gerakan rakyat belakangan ini.
Humas aksi Andre menyampaikan bahwa dalam beberapa hari ini, pihak aparat berulang kali menunjukkan sikap represif mereka saat berhadapan dengan rakyat. Seperti yang terjadi di Rempang maupun Seruyan.
“Di Rempang, aksi aparat bahkan menyasar anak-anak. Di Desa Bangkal, Seruyan, warga bernama Gijik tewas dengan luka tembak di dada saat aksi menuntut haknya,” ungkapnya, Selasa (17/10/2023) di simpang empat Lembuswana, Samarinda.
Menurutnya, dalam beberapa konflik yang terjadi saat rakyat berhadapan dengan korporasi, aparat menunjukkan keberpihakannya yang lebih melindungi korporasi.
Buntut dari aksi represif aparat tersebut, GMNI Samarinda pun dengan tegas menolak mutasi jabatan Kapolda Kaltim yang baru karena dianggap memiliki catatan buruk saat menjadi Kapolda Kalsel sebelumnya.
“Bukannya menyelesaikan permasalahan, Kapolda Kalteng malah di mutasi keKalimantan Timur. Hal ini, menunjukkan bahwa pihak aparat kepolisian ingin lepas tangan terhadap permasalahan yang ada di Desa Bangkal,” jelasnya.
Dalam aksi tersebut, ada tiga poin yang menjadi tuntutan organisasi mahasiswa berhaluan nasionalis itu. Pertama, agar aparat menghentikan represifitas terhadap gerakan rakyat.
Kedua, mendesak pengusutan secara tuntas dan pembebasan masyarakat yang mengalami penangkapan serta penembakan di Rempang dan Seruyan.
Terakhir, menolak keberadaan pimpinan kepolisian yang dianggap bermasalah di KalimantanTimur.(*)