SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Yakob Pangedongan, mengingatkan masyarakat akan bahaya kecanduan gadget yang semakin mengancam perkembangan karakter anak. Ia menekankan, pesatnya perkembangan teknologi digital harus diimbangi dengan peran aktif keluarga sebagai pengawas utama.
“Pengaruh gadget tidak bisa dianggap remeh. Orang tua harus aktif jadi pengawas utama. Anak-anak sekarang sangat mudah terpapar konten yang tidak sesuai usia, dan itu bisa memengaruhi karakter serta tumbuh kembang mereka,” ujar Yakob (29/6/2025).
Menurutnya, melimpahnya konten digital yang tak tersaring berisiko melahirkan generasi yang serba instan, kurang empati, dan miskin interaksi sosial. Ia menyarankan agar keluarga mulai menerapkan aturan sederhana seperti larangan penggunaan HP saat makan malam, waktu belajar, atau sebelum tidur.
“Ini bukan membatasi kreativitas, tapi membiasakan anak untuk mengatur waktu dan menghargai momen bersama keluarga,” jelasnya.
Yakob menegaskan bahwa pendidikan karakter tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah. Rumah dan keluarga tetap menjadi lingkungan pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab, sopan santun, dan empati.
Ia juga mendorong Pemerintah Kota Samarinda melalui dinas pendidikan untuk menyelenggarakan program literasi digital bagi para orang tua, agar mereka dapat mendampingi anak secara efektif di era serba digital ini.
“Masih banyak orang tua yang belum paham cara kerja dunia digital. Mereka perlu diedukasi agar bisa mendampingi anak-anaknya secara tepat, bukan sekadar melarang tanpa solusi,” tambahnya.
Yakob mengingatkan bahwa kecanduan gadget bisa berdampak jangka panjang, mulai dari gangguan tidur, menurunnya kemampuan komunikasi, hingga risiko gangguan psikologis seperti kecemasan dan agresivitas.
“Kita tidak ingin punya generasi yang canggih secara teknologi, tapi lemah dalam karakter. Itu bisa jadi bencana sosial di masa depan,” tegasnya.
Ia mengapresiasi sejumlah sekolah dan komunitas yang sudah menerapkan pendekatan digital parenting, namun menekankan pentingnya dukungan pemerintah, baik dari sisi regulasi maupun anggaran, untuk memperluas jangkauan edukasi.
“Semua pihak harus bergerak bersama. Keluarga, sekolah, komunitas, dan pemerintah harus bersinergi menciptakan ekosistem digital yang sehat bagi anak-anak,” pungkasnya.(Adv)