JURNALTODAY.CO, BONTANG – Pemerintah Kota Bontang menegaskan kesiapan penuh dalam menjalankan proyek pengelolaan sampah berkelanjutan senilai Rp155,9 miliar hasil kerja sama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA), Pemerintah Provinsi Jeju, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Proyek ini menjadi langkah strategis untuk membangun sistem pengelolaan sampah terpadu, mulai dari sumber hingga tahap pengolahan akhir berbasis energi terbarukan.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menyampaikan bahwa seluruh kesiapan teknis, terutama terkait lahan pembangunan, telah selesai dituntaskan oleh pemerintah daerah. “Semua lahan sudah kami siapkan dan pastikan clean and clear. Jadi proyek bisa langsung berjalan tanpa menunggu proses tambahan,” ujar Neni saat mendampingi kunjungan tim KOICA Indonesia Office dan perwakilan Pemerintah Jeju, Selasa (4/11/2025).
Proyek ini mencakup pembangunan 30 Rumah Bersih di empat kecamatan sebagai pusat edukasi pemilahan dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Selain itu, fasilitas biodigester di TPA Bontang Lestari akan mengolah sampah organik menjadi gas metan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi. Langkah ini sekaligus bertujuan menekan jumlah residu sampah yang masuk ke TPA hingga hanya 10 persen, sehingga dapat memperpanjang usia pemanfaatan lahan.
Neni menekankan bahwa keberhasilan proyek tidak hanya bertumpu pada infrastruktur, tetapi pada perubahan budaya masyarakat. “Kolaborasi dengan Jeju dan KOICA bukan hanya soal membangun fasilitas, tetapi membangun kesadaran kolektif. Kunci keberhasilan tetap ada pada masyarakat, apakah mau memilah sampah dari rumah,” tegasnya.
Dengan rekam jejak Bontang yang telah meraih sembilan Adipura dan tiga Adipura Kencana, pemerintah yakin proyek ini akan memperkuat posisi Bontang sebagai kota rujukan nasional pengelolaan sampah ramah lingkungan. (adv/arf)
