Tiga Solusi Ketahanan Pangan di Kutim: Lumbung Desa, Mobil Pengendalian Inflasi dan Pemanfaatan Pekarangan

Kutai Timur – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) saat ini fokus memastikan distribusi dan akses pangan masyarakat di daerah terpencil. Ada tiga solusi yang ditawarkan, lumbung desa, program mobil pengendalian inflasi, dan pemanfaatan pekarangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kutai Timur, Ery Mulyanto, mengungkapkan pihaknya sudah membangun lumbung desa yang tersebar di 34 lokasi di Kutim. Program ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam menyimpan hasil panen mereka, sehingga distribusi pangan menjadi lebih efisien.

“Lumbung desa membantu masyarakat untuk menyimpan hasil panen, terutama saat musim panen tiba. Ini juga memudahkan distribusi pangan, sehingga kebutuhan pangan tetap tercukupi,” jelas Ery.

Selain pembangunan lumbung desa, Dinas Ketahanan Pangan juga tengah mempersiapkan program mobil pengendalian inflasi berupa truk distribusi. Truk inilah yang akan mengangkut pangan pokok ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

“Mobil pengendalian inflasi adalah salah satu solusi efektif untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil,” ujar Ery.

Ia berharap, program ini dapat menekan harga pangan pokok di daerah yang selama ini kesulitan mengaksesnya akibat kendala transportasi. Menurutnya, dengan hadirnya mobil pengendalian inflasi, pemerintah optimistis dapat menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan daerah.

Dinas Ketahanan Pangan Kutim juga mengembangkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan pekarangan rumah. Dalam program ini, masyarakat didorong untuk menanam tanaman pengganti beras, seperti umbi-umbian, serta berbagai jenis sayuran.

Dinas akan memberikan bibit dan pelatihan kepada kelompok masyarakat, termasuk ibu rumah tangga, agar dapat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman hortikultura dan tanaman alternatif pengganti beras.

“Pemanfaatan pekarangan ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan sayuran dan pangan alternatif, sehingga ketergantungan pada beras dapat dikurangi,” tambah Ery.

Program ini juga didukung kerja sama antara Dinas Ketahanan Pangan, Bulog, dan kelompok tani yang berfokus pada produksi beras lokal. Dengan rangkaian program ini, Dinas Ketahanan Pangan Kutai Timur optimistis dapat memperkuat aksesibilitas dan ketahanan pangan di berbagai wilayah di Kutai Timur. (Dna)