Mewakili Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, Rafidah menyampaikan apresiasi kepada SMA Bahrul Ulum selaku penyelenggara kegiatan tersebut. Ia menilai, ajang kompetisi roket air ini bukan hanya sekadar lomba akademik, melainkan juga sarana untuk menumbuhkan kerja sama, sportivitas, dan semangat eksplorasi sains di kalangan pelajar.
“Menang atau kalah itu biasa, tetapi semangat juang dan rasa ingin tahu yang kalian tunjukkan adalah kemenangan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Rafidah menjelaskan, kompetisi roket air merupakan bentuk nyata dari Project-Based Learning, di mana siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga menerapkan langsung konsep fisika, aerodinamika, dan perhitungan tekanan udara dalam praktik.
“Inilah pendidikan yang sesungguhnya, memadukan ilmu pengetahuan dengan kreativitas,” tambahnya.
Ia juga menegaskan pentingnya keberanian berinovasi di tengah era disrupsi teknologi. Menurutnya, pelajar Bontang harus terus didorong agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Karena itu, kegiatan seperti WRC perlu menjadi agenda rutin untuk menumbuhkan minat terhadap riset dan teknologi.
“Kompetisi ini mungkin sederhana, tapi bisa menjadi awal bagi lahirnya ilmuwan, teknokrat, dan insinyur hebat dari Kota Bontang di masa depan,” katanya.
Lebih lanjut, Pemkot Bontang berkomitmen mendukung penyelenggaraan kegiatan serupa di masa mendatang, bahkan dengan skala yang lebih besar. Sinergi antara dunia pendidikan, pelaku industri, dan komunitas sains pun diharapkan semakin kuat untuk mendukung ekosistem pembelajaran yang inovatif.
“Semoga ajang seperti ini menjadi tradisi tahunan di Bontang. Kami berterima kasih kepada panitia, guru pembimbing, dan sponsor yang telah berkontribusi besar terhadap suksesnya kegiatan ini,” tutupnya. (Adv/Arf)
