SAMARINDA – Persoalan parkir liar dan kawasan kumuh di Pasar Segiri kembali menjadi sorotan DPRD Kota Samarinda. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi, menilai penataan di kawasan tersebut masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait keterbatasan kapasitas gedung parkir dan perilaku pengguna pasar.
“Sebenarnya saya menyayangkan, karena daya tampung parkir masih kurang. Pengunjung pasar cukup banyak, sehingga banyak yang akhirnya parkir sembarangan,” ujarnya (27/62025).
Maswedi menilai, keberadaan gedung parkir di Segiri Grosir Samarinda (SGS) belum mampu menampung volume kendaraan yang datang setiap hari. Akibatnya, bahu jalan di sekitar pasar kerap dipenuhi kendaraan yang diparkir sembarangan, memicu kemacetan dan mengganggu aktivitas warga.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti perilaku masyarakat yang cenderung memilih cara paling praktis untuk mencapai lokasi belanja, meski harus melanggar aturan.
“Banyak yang enggan parkir di tempat resmi, entah di atas atau di bawah. Mereka lebih pilih parkir di badan jalan karena lebih dekat,” tambahnya.
Di sisi lain, Maswedi mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Samarinda yang mulai menata kawasan Pasar Segiri, termasuk pengurangan wilayah kumuh di sekitar bantaran sungai dan ruang terbuka hijau. Ia menyebut relokasi lapak dan penertiban kawasan hijau sebagai langkah awal yang patut diapresiasi.
“Sudah mulai berkurang kawasan kumuh di Samarinda, karena pemerintah juga sudah melakukan relokasi di bantaran sungai. Daerah-daerah kawasan hijau di sekitar pasar SGS juga mulai ditertibkan,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa proses penataan Pasar Segiri membutuhkan waktu dan strategi bertahap, mengingat fungsinya yang vital sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
“Segiri ini kan pasar utama, jadi tidak bisa ditangani secara cepat. Butuh proses bertahap agar hasilnya benar-benar maksimal,” pungkasnya.(Adv)