Minim Dukungan Pemprov, Elfrida Bikin Kaltim Bangga

Elfrida Setiama Siburian berhasil juarai Duta Sejarah Indonesia wakili Provinsi Kalimantan Timur.

SAMARINDA, JURNALTODAY.CO – Elfrida Setiama Siburian berhasil ukir prestasi untuk Kalimantan Timur (Kaltim) setelah menyabet juara pada kontes Grand Final Duta Peduli Sejarah Indonesia Tahun 2024 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (24/08/2024).

Elfrida mengatakan saat grand final Duta Peduli Sejarah di Solo tanggal 24 Agustus dirinya diumumkan sebagai juara, dia berharap pencapaiannya itu bisa memotivasi anak muda untuk lebih perduli dan cinta sejarah, khususnya sejarah bangsa indonesia.

“Karena sebuah bangsa tidak akan terbentuk tanpa melewati sejarah dan sampai kapanpun kita akan mengukir sejarah,” pesannya.

Alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman itu membeberkan keikutsertaannya dalam agenda Duta Peduli Sejarah tahun 2024.

Kata dia, tahun sebelumnya telah dihubungi oleh pihak Duta Peduli Sejarah untuk mengikuti kontes tersebut. Namun, ia tidak mendaftar saat itu karena biaya yang tidak mencukupi.

“Akhirnya di 2024 saya daftar dan mengikuti seluruh rangkaian mulai dari seleksi administrasi hingga karantina. Namun saat itu saya juga masih kesulitan dengan biaya karena harus pergi ke solo untuk grand final,” bebernya.

Bacaan Lainnya

Frida mengatakan bahwa, menjadi juara duta peduli sejarah Indonesia sebagai perwakilan Kaltim merupakan suatu kebanggaan yang ia dapatkan tahun ini.

“Awalnya saya hanya gabut dan saya baru lulus kuliah saat itu. Saat saya lihat buka pendaftaran saya daftar di link dan besoknya ternyata pengumuman dan saya kaget nama saya ada disitu,” ungkap Frida.

Kurangnya Dukungan Pemerintah

Di tengah prestasi yang dia dapatkan, siapa sangka Elfrida berjuang sekuat tenaga dengan minimnya bantuan, khususnya dari pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Guna mengikuti kegiatan ini, Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Samarinda itu mencoba memasukkan proposal bantuan ke sejumlah pihak, mulai dari Pemrov Kaltim, Dispora Kaltim, hingga Dispar Kaltim namun tidak ada bantuan sama sekali.

“Proposal itu saya masukkan dari bulan 6 namun bulan 8 baru dikabari lanjutannya seperti apa. Sehingga saya mencoba ke Disdik setelah proses yang begitu panjang akhirnya dibantu meskipun hanya biaya lisensi,” ucapnya.

Tidak patah arang, perempuan berdarah Batak itu pun terus berusaha mencari dukungan ke berbagai pihak. Beruntung, ada titik terang dari sekian banyak tempat yang didatangi.

“Pada akhirnya saya dibantu dan didukung oleh komisi 4 DPRD Kaltim dan Hadi Mulyadi,” sambungnya.

Meski demikian, Elfrida tidak bisa menutupi kekecewaannya sebagai perwakilan Kaltim dalam kontes Duta Peduli Sejarah Indonesia, namun seolah diabaikan oleh Pemprov Kaltim.

“Tentu kecewa tapi saya mau membuktikan kalau saya dapat mengharumkan nama kaltim di ajang nasional dan berharap pemerintah pun tidak menutup mata membantu ketika anak bangsa memiliki potensi, karena bagaimanapun ini menyangkut soal nasionalisme dan cinta sejarah,” pungkasnya.