BALIKPAPAN, JURNALTODAY.CO – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Balikpapan menggelar aksi solidaritas untuk masyarakat Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau terkait relokasi 16 Kampung Tua yang berujung pada kericuhan, Selasa (12/09/23) di simpang lampu lalu lintas Balikpapan Plaza (BC).
Koordinator Aksi Bagus Eka Mawaridianto menyebut aksi yang dilakukan merupakan aksi solidaritas sebagai bentuk kepedulian terhadap tindakan represif yang dialami masyarakat Rempang beberapa waktu lalu.
Selain itu, kecaman juga diberikan atas tindakan represif aparat yang bahkan menyasar sejumlah pelajar sekolah sehingga turut menjadi korban.
“Sampai tadi malam, masyarakat yang tergabung dalam aliansi masyarakat melayu itu masih berunjuk rasa, tapi kemudian masa dibubarkan paksa dengan gas air mata,” jelasnya.
Kondisi masyarakat disana menjadi keprihatinan dari GMNI, sehingga dalam aksi solidaritas yang digelar hari ini, GMNI Balikpapan melayangkan tiga tuntutan.
Pertama, mengecam tindakan represif yang dilakukan pihak kepolisian terhadap masyarakat Rempang. Selanjutnya meminta Kapolri Jendral Listyo Sigit melakukan evaluasi terhadap kinerja kepolisian saat ini.
Terakhir, menuntut Presiden Joko Widodo untuk memberikan jaminan atas terwujudnya kebebasan berekspresi dan berpendapat.
GMNI Balikpapan juga menyerukan agar aksi-aksi solidaritas serupa dapat digelar diberbagai daerah. Pasalnya, tindakan represif yang dilakukan kepolisian tak bisa lagi ditolerir.
Organisasi kelompok nasionalis itu menyebut saat ini aksi solidaritas masih sangat minim dilakukan diberbagai daerah terhadap masyarakat Rempang.
Mereka mendesak ke depan pemerintah, termasuk aparat keamanan untuk lebih mengedepankan pendekatan-pendekatan humanis, bukan pendekatan represif seperti yang sejauh ini masih terus dilakukan.
“Kami berharap aksi saat ini dapat memancing reaksi teman-teman di daerah lainnya untuk melakukan aksi serupa terhadap masyarakat Rempang,” tutupnya.(**)