Jurnaltoday.co – Media sosial bukanlah istilah yang asing lagi di era digital ini, manfaat media sosial sangat besar bagi perkembangan kehidupan dalam berbagai aspek.
Seiring maju dan berkembangnya jaman begitupun dalam hal teknologi, media sosial menjadi salah satu media yang penting dan seolah telah menjadi kebutuhan.
Media sosial tentu memiliki manfaat dalam kehidupan dan membuat teknologi yang satu ini tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan juga aktivitas sehari–hari kita.
Namun, nampaknya budaya di media sosial semakin hari menunjukkan perubahan yang memprihatinkan. Salah satunya budaya flexing yang kini kerap dilakukan oleh sebagian pengguna media sosial. Di mana sebagian orang dengan sengaja memamerkan harta dan kemewahan yang dimiliki untuk mendapatkan nilai dan pengakuan sesuai dengan egonya.
Budaya pamer kekayaan ini memang sudah ada sejak dahulu, namun media sosial membuat perilaku ini semakin terlihat. Unggahan media sosial pelaku flexing biasanya dipenuhi barang-barang dari merek ternama, mulai dari tas Hermes, mobil sport, hingga liburan mewah di kapal pesiar.
Saat ini, fenomena flexing atau pamer kekayaan di media sosial istri dan anak-anak pejabat tengah menjadi sorotan masyarakat.
Kasus pemukulan salah satu anak petinggi GP Ansor di Jakarta, dilakukan anak salah seorang dari pejabat eselon tiga di Direktorat Jendral Pajak (DJP)sebagai awal pembuka tabir kehidupan mewah mereka. Satu persatu mulai terkuak di publik akibat flexing atau pamer kekayaan di media sosial anak istri mereka.
Misalnya, harta kekayaan eks pejabat Direktorat Jendral Pajak (DJP) Rafael Alun Trisambodo, diketahui sebesar Rp 56,1 miliar. Andhi Pramono, Kepala Kantor Bea Cukai Makassar memiliki harta kekayaan Rp 13,7 miliar. Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta.Eko Darmanto, sebesar Rp 12,5 miliar, Endar Priantoro, Petinggi KPK, harta kekayaannya sebesar Rp 5.633.150.000. dan masih banyak lagi yang lain. Kini sudah mulai ditangani Direktorat LHKPN KPK.
Selain mereka itu, di Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, beredar sejumlah video di media sosial (Medsos) tiktok, yang mempertontonkan flexing atau gaya hidup mewah Pj Bupati Bombana Burhanuddin dan istrinya, Fatmawati Kasim Marewa.
Diunggahan itu, Burhanuddin dan istri kerap memamerkan barang branded seperti merek Prada Milano, Saint Laurent, Gucci hingga Dior yang harganya capai puluhan juta.
Namun, dibalik gaya hidup hedonis orang nomor satu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara itu ada keluh kesah dari masyarakat.
Salah satunya anak Pemuda Kabupaten Bombana, Haerudin menyebutkan, ia menyesalkan unggahan video viral PJ Bupati dan istri.
“Gaya hidup mewah tak sepantasnya diperlihatkan. Kami masyarakat butuh kinerja yang dapat membangun Bombana, masih banyak yang harus dikerjakan pemerintah hari ini,” kata Hairudin, Jum’at (24/3/2023)
Banyak hal yang harus dikembangkan di Bombana bukan hanya sekedar ucapan dan memamerkan kekayaan yang tidak sepantasnya.
Sebab itu, ia mewakili masyarakat Bombana sangat menyesalkan terhadap apa yang dilakukan PJ Bupati dan istri.
“Bupati terlalu sering tour dan menghambur-hamburkan uang ketimbang membantu masyarakat kecil,” ujarnya.
Pj Bupati Bombana, Burhanuddin tercatat terakhir kali melaporkan harta kekayaan di LHKPN tahun 2021, yang mencapai Rp 1.2 miliar yang terdiri dari tanah dan bangunan serta alat transportasi. (*)